
Giorgio Chiellini bukan hanya bek tangguh, tapi juga simbol kepemimpinan, pengorbanan, dan kesetiaan di Juventus. Selama hampir dua dekade, ia menjadi tembok kokoh di lini belakang dan jiwa dari pertahanan “Si Nyonya Tua”. Dengan ban kapten melingkar di lengannya, Chiellini tak sekadar memimpin di lapangan, tapi juga menjadi panutan di luar lapangan.
Awal Perjalanan Chiellini Bersama Juventus
Dari Livorno ke Turin
Chiellini bergabung dengan Juventus pada tahun 2005 setelah sempat bermain untuk Fiorentina dan Livorno. Ia tiba sebagai bek muda penuh potensi dan secara perlahan menjelma menjadi salah satu bek terbaik di dunia. Karakternya yang keras, cerdas dalam membaca permainan, dan tidak takut berduel membuatnya cepat mencuri perhatian.
Di era awal bersama Juventus, Chiellini sering dipasangkan dengan pemain senior seperti Fabio Cannavaro dan Lilian Thuram—pengalaman ini membentuk fondasi kariernya yang gemilang.
Setia Saat Klub Terpuruk
Sama seperti Gianluigi Buffon, Chiellini adalah salah satu pemain yang memilih bertahan di Juventus saat klub terdegradasi ke Serie B akibat skandal Calciopoli. Keputusan itu memperkuat ikatannya dengan para tifosi. Ia menjadi simbol loyalitas sejati dalam dunia sepak bola yang kerap didominasi kepindahan dan ambisi pribadi.
Chiellini Sebagai Kapten dan Pemimpin
Ban Kapten yang Berat
Chiellini resmi menjadi kapten utama Juventus pada 2018 setelah kepergian Buffon ke PSG. Ban kapten itu tidak hanya menjadi simbol kehormatan, tapi juga tanggung jawab besar—dan Chiellini memakainya dengan penuh wibawa. Di ruang ganti, ia dihormati oleh semua pemain, baik muda maupun senior.
Peran Krusial di Masa Keemasan Juventus
Di bawah kepemimpinan Chiellini, Juventus mendominasi Serie A dan meraih sejumlah gelar domestik. Ia menjadi bagian dari trio bek legendaris bersama Leonardo Bonucci dan Andrea Barzagli, yang dikenal sebagai “BBC”. Kolaborasi mereka membawa Juventus ke final Liga Champions 2015 dan 2017.